Senin, 07 September 2020

XI HUMAS BAB VI KOMUNIKASI EFEKTIF KEHUMASAN

 

Manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon), manusia hanya dapat hidup, berkembang, dan memenuhi kebutuhannya dengan berhubungan dan bekerja sama dengan manusia lainnya. Satu-satunya sarana  untuk berhubungan dengan manusia lainnya adalah komunikasi, baik secara verbal maupun non-verbal. Dengan berkomunikasi, akan terjadi hubungan sosial antara individu yang satu dengan individu lainnya.

Komunikasi memiliki hubungan yang sangat erat dengan kehumasan dan merupakan hal yang sangat penting  dalam kehidupan sehari-hari. Kehumasan bertujuan untuk menciptakan komunikasi dua arah atau timbale balik, memecahkan konflik kepentingan, dan menciptakan pengertian berdasarkan kebenaran, pengetahuan, dan informasi yang lengkap. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa humas merupakan suatu proses komunikasi. Namun tidak semua komunikasi adalah humas.

 

A.     Pengertian, Tujuan, dan Fungsi Komunikasi Efektif Kehumasan

1.      Pengertian Komunikasi Efektif

Menurut Benty dan Gunawan (2015:128), Komunikasi adalah penyampaian pesan dari orang satu ke orang lain yang bertujuan untuk memberikan informasi tertentu. Komunikasi akan dapat berhasil jika kedua belah pihak dapat saling memahami maksud dari pesan yang dikomunikasikan. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan tepat sasaran, serta antara pengirim dan penerima pesan sama sama  memberikan respon yang sesuai dengan harapan dan tujuan masing-masing.

Komunikan dan komunikator  memberikan umpan balik yang sesuai dengan pesan. Umpan balik yang sesuai dengan pesan tidak selalu berupa persetujuan. Komunikan bisa saja memberikan umpan balik berupa ketidaksetujuan terhadap pesan, yang terpenting adalah pesan dimengerti dengan benar oleh komunikan dan komunikator memperoleh umpan balik yang menandakan bahwa pesannya telah dimengerti oleh komunikan.

Komunikasi efektif harus direncanakan dengan memperhatikan situasi, waktu, tempat dan pendengarnya. Ada beberapa ketentuan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif, yaitu:

a.      Kemampuan mengamati dan menganalisis persoalan

b.      Kemampuan menarik perhatian

c.       Kemampuan memengaruhi pendapat serta

d.      Kemampuan menjalin hubungan dan suasana saling percaya.

 

2.      Tujuan Komunikasi Efektif

Tujuan dari komunikasi efektif adalah memberikan kemudahan dalam memahami pesan yang disampaikan antara pemberi informasi dan penerima informasi sehingga bahasa yang digunakan oleh pemberi informasi lebih jelas dan lengkap, serta dapat dimengerti dan dipahami dengan baik oleh penerima informasi.

Komunikasi efektif juga bertujuan agar pengiriman informasi dan umpan balik (feedback) dapat seimbang sehingga tidak monoton. Selain itu, komunikasi efektif dapat melatih penggunaan bahasa nonverbal secara baik.

 

3.      Fungsi Komunikasi Efektif

a.      Fungsi informasi, untuk memberikan sesuatu (pesan) kepada pihak tertentu dengan maksud penerima pesan dapat memahaminya.

b.      Fungsi ekspresi, sebagai wujud ungkapan perasaan atau pemikiran atas apa yang dia pahami terhadap suatu permasalahan.

c.       Fungsi control, menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan member pesan berupa perintah, peringatan, penilaian, dan lain sebagainya.

d.      Fungsi sosial, untuk keperluan rekreasi dan keakraban hubungan antara pemberi pesan dan penerima pesan.

e.      Fungsi ekonomi, untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan financial, barang dan jasa.

 

B.     Hubungan Komunikasi Efektif dengan Kehumasan

Kehumasan/humas merupakan suatu proses komunikasi, namun belum tentu proses komunikasi merupakan suatu proses kehumasan. Tujuan penyelenggaraan hubungan masyarakat di antaranya adalah menciptakan komunikasi dua arah dan membentuk pengertian berdasarkan kebenaran, pengetahuan, dan informasi yang lengkap. Kegiatan komunikasi dalam kehumasan mempunyai ciri-ciri tertentu, seperti:

1.   Komunikasi dalam kegiatan humas berlangsung dua arah/timbal balik

2.   Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasive, dan pengkajian pendapat umum.

3.   Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan perusahaan/organisasi tempat humas berada.

4.   Sasaran yang dituju adalah khalayak internal dan khalayak eksternal

5.   Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan khalayak.

 

Misi yang diemban oleh humas, yaitu memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan kebijaksanaan, kegiatan, dan tindakan perusahaan/organisasi. Pelayanan informasi tersebut hanya dapat dilaksanakan melalui komunikasi.

 

Agar dapat berkomunikasi secara efektif, kita perlu memahami unsur-unsur komunikasi sebagai berikut;

1.      Komunikator

Pengirim pesan (sender) yang mengirim pesan menggunakan media tertentu. Unsur ini merupakan awal sumber terjadinya suatu informasi.

2.      Komunikan

Penerima (receiver) yang menerima pesan dari komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi respon.

3.      Media

Saluran (channel) yang digunakan untuk menyampaikan pesan sebagai sarana berkomunikasi. Media berupa bahasa verbal maupun nonverbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh, bahasa mesin, sandi dan sebagainya.

4.      Pesan

Isi komunikasi (message) yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Kejelasan pengiriman dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.

5.      Tanggapan

Tanggapan merupakan dampak (effect) komunikasi sebagai respon atas penerimaan pesan. Tanggapan diimplementasikan dalam bentuk umpan balik (feedback) atau tindakan sesuai dengan pesan yang diterima.

 

C. Hambatan-Hambatan Komunikasi Efektif

1.   Status effect

Adanya perbedaan pengaruh status sosial yang dimiliki setiap manusia. Misalnya karyawan yang statusnya lebih rendah takut mengemukakan aspirasinya.

 

2.   Semantic problems

Factor semantic menyangkut bahasa yang digunakan komunikator sebagai alat untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan. Kesalahan pengucapan atau  penulisan dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau penafsiran (misinterpretation) yang pada gilirannya dapat menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).

 

3.   Perceptual distorsion

Hambatan ini dapat disebabkan oleh perbedaan cara pandang yang sempit pada diri sendiri serta perbedaan cara berfikir dan cara mengerti terhadap orang lain yang menyebabkan perbedaan persepsi.

 

4.   Cultural differences

Hambatan yang terjadi disebabkan oleh adanya perbedaan kebudayaan, agama dan lingkungan sosial. Dalam suatu organisasi terdapat beberapa ras, suku, dan bahasa yang berbeda sehingga ada beberapa kata-kata yang sama memiliki arti yang berbeda.

 

5.   Physical distractions

Hambatan ini disebabkan oleh gangguan lingkungan fisik terhadap proses berlangsungnya komunikasi. Misalnya suara keramaian, suara guruh, suara mesin dan lain lain.

 

6.   Poor choice of communication channels

Hambatan ini adalah gangguan yang disebabkan oleh media yang dipergunakan dalam melaancarkan komunikasi. Misalnya sambungan telepon yang terputus, suara yang hilang timbul, gambar yang kabur dari televise atau ketikan yang buram.

 

7.   No feed back

Hambatan ini adalah hambatan yang terjadi satu arah yang sia-sia. Contohnya seorang manajer menerangkan suatu gagasan namun karyawan tidak memberikan tanggapan atau respons atau tidak peduli dengan gagasan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri

5 Risiko Kecelakaan Kerja dalam Bidang Akuntansi