Minggu, 24 Oktober 2021

4 Kompetensi Personal Akuntansi dan Keuangan

 A. Definisi Kompetensi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan. Sementara itu, berdasarkan surat keputusan Mendiknas Nomor 045/U/2002, kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai kemampuan dalam melaksanakan tugas tugas di bidang pekerjaan tertentu. Dengan demikian, kompetensi berkaitan dengan karakteristik yang mendasari kemampuan seseorang dalam bekerja.

Dalam rumusan yang lain, kompetensi merujuk pada keahlian atau pengetahuan sehingga dapat meningkatkan kinerja yang unggul. Kompetensi terbentuk melalui individu/organisasi, kemampuan, dan keterampilan untuk membedakan antara kinerja yang rendah dengan kinerja benar. Kompetensi dapat diterapkan pada organisasi, individu tim dan pekerjaan serta tingkat fungsional. Kompetensi merupakan kunci untuk efektivitas dalam pekerjaan.


1. Jenis Kompetensi

Kompetensi dapat dibagi menjadi beberapa kategori berikut ini.

a. Core Competencies (Kompetensi Utama)

Kompetensi utama merupakan sebuah kompetensi yang didefinisikan sebagai kemampuan internal yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis. Kompetensi ini menjadi kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh semua individu dalam organisasi. Kompetensi ini mendefinisikan tentang nilai-nilai organisasi yang paling dipahami oleh kebanyakan orang. Tujuan kompetensi bagi individu adalah agar ia dapat bekerja dalam beragam posisi di dalam organisasi.

b. Threshold Competencies

Threshold competencies adalah karakteristik setiap pemegang pekerjaan sehingga dapat melakukan pekerjaan secara efektif, tetapi tidak dapat digunakan seorang yang berkinerja tinggi, rata-rata, atau rendah. Contohnya penjual yang cerdas harus mempunyai pemahaman yang memadai tentang produk yang mereka tawarkan, tetapi pemahaman tersebut tidak selalu cukup untuk memastikan cara mereka menawarkan dagangannya.

c. Differentiating Competencies

Differentiating competencies adalah karakteristik yang membedakan individu berkinerja superior dengan yang rata-rata. Differentiating competencies tidak ditemukan dalam individu yang berkinerja rata-rata. Contohnya seseorang yang bekerja di bidang desain grafis memiliki differentiating competencies, dia memiliki keahlian khusus yang lebih unggul dari orang lain ketika bekerja.

 

2. Manfaat Kompetensi

Dalam kaitannya dengan pekerjaan, kompetensi harus ada karena beberapa alasan untuk menunjang kinerja. Berikut beberapa alasannya.

a.         Cara terbaik untuk mengukur dan memprediksi kinerja adalah dengan menilai apakah individu memiliki kompetensi yang diharapkan.

b.         Kompetensi merupakan cara terbaik untuk memahami kinerja dengan cara mengamati apa yang sebenarnya orang lakukan untuk berhasil daripada mengandalkan asumsi-asumsi yang tidak jelas.

c.         Kompetensi dapat dilihat dan diakses.

d.         Kompetensi dapat dipelajari dan dikembangkan.

Manfaat kompetensi dapat dirasakan oleh beberapa pihak, yaitu oleh pihak karyawan, perusahaan, dan dalam lingkup yang lebih luas lagi, yaitu oleh pihak industri dan ekonomi daerah/nasional.

a. Karyawan

Berikut ini manfaat kompetensi dilihat dari sisi karyawan.

1)          Kompetensi yang ada sekarang dan manfaatnya akan dapat memberikan nilai tambah pada pembelajaran dan pertumbuhan.

2)        Keterampilan dan marketability sebagai karyawan dapat meningkat.

3)        Karyawan akan memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan berdasarkan standar.

4)        Kejelasan relevansi pembelajaran sebelumnya, kemampuan untuk mentransfer keterampilan, nilai dari kualifikasi yang diakui, dan potensi pengembangan karier.

5)        Kompetensi yang dimiliki sekarang akan menjadi bahan pertimbangan ketika melakukan perubahan karier yang lebih jelas atau jabatan baru.

6)        Penilaian kinerja yang lebih objektif dan umpan balik berbasis standar kompetensi yang ditentukan dengan jelas.

7)        Penempatan sasaran sebagai sarana pengembangan karier.

 

b. Organisasi/Perusahaan

Dengan adanya kompetensi, organisasi/perusahaan akan memperoleh manfaat sebagai berikut.

1)          Penilaian terhadap hasil pendidikan dan pelatihan akan lebih andal dan konsisten.

2)        Meningkatkan efektivitas rekrutmen dengan cara menyesuaikan kompetensi yang diperlukan dalam pekerjaan dengan yang dimiliki pencari kerja.

3)        Pendidikan dan pelatihan dapat difokuskan pada kompetensi yang diinginkan perusahaan/organisasi.

4)        Mempermudah terjadinya perubahan melalui identifikasi kompetensi yang diperlukan untuk mengelola perubahan.

5)        Pengambil keputusan dalam organisasi akan lebih percaya diri karena karyawan telah memiliki keterampilan yang akan diperoleh dari pendidikan dan pelatihan.

c. Industri

Dengan adanya kompetensi, industi akan memperoleh manfaat sebagai berikut.

1)               Mendorong pengembangan keterampilan yang luas dan relevan di masa depan.

2)             Indentifikasi dan penyesuaian yang lebih baik atas keterampilan yang dibutuhkan untuk industri.

3)             Kesempatan yang lebih besar untuk mendapatkan pelatihan sektor publik yang relevan dengan industri.

4)             Penetapan dasar pemahaman yang umum dan jelas atas hasil pendidikan dan percaya diri yang lebih besar karena kebutuhan industri telah terpenuhi sebagai hasil penilaian berbasis standar, pendidikan dan

5)             Pelatihan industri yang disertai sertifikasi untuk pencapaian kompetensi individu yang lebih baik.

 

d. Ekonomi Daerah dan Nasional

Ekonomi nasional dan daerah memperoleh manfaat sebagai berikut.

1)          Mendorong investasi internasional baru pada industri dan angkatan kerja terampil sangat diperlukan

2)        Meningkatnya bentuk keterampilan untuk bersaing di pasar domestik dan internasional

3)        Meningkatkan efisiensi perekonomian karena adanya SDM yang berkompeten

 

B. Menerapkan Kompetensi Personal

Kompetensi personal merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan keahliannya pada saat berkinerja. Kinerja menjadi bukti hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab. Keefektifan kinerja sangat dipengaruhi oleh luas tidaknya pengetahuan, keterampilan, serta perilaku yang sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Mengelola kompetensi personal berarti kelihaian mengelola kemampuan dan kecakapan yang dimilikinya untuk tujuan prestasi seseorang dalam kerja sehingga dapat memuaskan pemberi kerja. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengelola kompetensi personal, yaitu dengan cara menjaga kepribadian dan presentasi diri, menambah kemampuan dengan pelatihan pendidikan, serta pengembangan karier.

 

1. Menjaga Kepribadian

Kepribadian merupakan kebiasaan seseorang untuk melakukan tingkah laku sosial tertentu, baik berupa bersikap, perasaan, berpikir, berkehendak, maupun perbuatan. Corak perilaku dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang. Kepribadaían seseorang dapat mengalami perkembangan selama individu tersebut masih menambah pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

a. Menjaga Kepribadian yang Baik

Kepribadian merupakan ciri, karakteristik, gaya atau sifat-sifat yang memang khas dikaitkan dengan diri seseorang. Menjaga kepribadian yang baik dapat dilakukan dengan cara berikut.

1)          Bersikap mawas diri introspeksi diri

2)        Mengendalikan diri

3)        Jujur dalam sikap dan perbuatan

b. Faktor-Faktor yang Membentuk Kepribadian

Kepribadian seseorang dibentuk oleh beberapa faktor berikut ini.

1) Faktor Keluarga

Dari keluarga, seseorang belajar interaksi dengan orang lain, belajar mengenal etika, budaya, norma-norma, dan nilai-nilai tradisi yang berlaku dalam kehidupan bermusyawarah.

2) Faktor Biologis

Faktor biologi berperan penting dalam membentuk otot, rangka, anggota tubuh dan fungsinya, warna kulit, tinggi atau pendeknya seseorang, kemampuan nalar dan kecerdasan, serta kemampuan berpikir dan menganalisis.

3) Faktor Sosial dan Lingkungan

Status sosial seseorang dalam lingkungannya, seperti keluarga, tempat tinggal, adat istiadat, sekolah, dan budaya, juga mempunyai pengaruh yang besar dalam pembentukan kepribadian orang tersebut.

4) Faktor Pendidikan

Pendidikan merupakan indikator yang mencerminkan kemampuan seseorang dalam menyelesaikan masalah.

5) Faktor Kultural dan Peradaban

Faktor peradaban dan kebudayaan yang menyangkut kumpulan konsep-konsep, nilai-nilai, pengetahuan, dan kebiasaan manusia dalam hidup bermasyarakat yang dapat memengaruhi kepribadian seseorang.

 

c. Tipe-Tipe Kepribadian

Kepribadian memiliki beberapa tipe sebagai berikut.

1) Kepribadian Introvert

Kepribadian introvert merupakan kepribadian yang berorientasi kepada diri sendiri dan bersifat tertutup sehingga sifatnya pendiam, suka menyendiri, jarang bergaul, dan suka menyesuaikan diri. Pada saat bekerja, ia sangat individualistis, tetapi orang yang introvert biasanya dapat bekerja dengan baik dan tidak mengecewakan serta dapat diandalkan.

2) Kepribadian Extrovert

Kepribadian extrovert merupakan kepribadian yang berorientasi ke dunia luar dan bersifat terbuka sehingga sifatnya senang bergaul, ramah, dan mudah menyesuaikan diri. Pada saat bekerja, orang ini lebih suka bekerja dengan banyak orang, aktif mengeluarkan ide-ide, suka berterus terang, dan pandai memengaruhi orang lain.

3) Kepribadian Ambivert

Kepribadian ambivert adalah kepribadian campuran yang tidak dapat digolongkan ke dalam kedua tipe tersebut di atas karena sifatnya bervariasi.

4) Tipe Realistik

Orang berkepribadian realistik merupakan orang yang mempunyai aktivitas di luar ruangan. Mereka menganggap tidak begitu penting bersosialisasi dan lebih suka berkerja sendiri.

5) Tipe Sosial

Orang yang berorieritasi untuk dan dengan orang lain. Tipe ini cenderung mempunyai orientasi untuk menolong, memelihara, dan mengembangkan orang lain.

6) Tipe Artistik

Orang dengan tipe ini senang ide-ide dan materi untuk diekspresikan dengan cara yang unik. Tipe ini sangat menghargai kebebasan.

7) Tipe Konvensional

Orang dengan tipe ini biasanya berfungsi dengan baik dalam lingkungan dan pekerjaan yang terstruktur dengan baik yang memerlukan ketelitian.

8) Tipe Investigatif

Orang dengan tipe ini selalu tertarik pada gagasan dan ide-ide. Ia merasa membuang waktu dengan masalah yang melibatkan emosi. Tipe ini sering berkonflik dengan orang yang biasa bergosip.

9) Tipe Wiraswasta

Orang dengan tipe ini lebih berorientasi pada orang lain daripada gagasan. Ia mendominasi orang lain untuk untuk mencapai tujuanya. la pintar mengatur kerja orang lain dan memengaruhi orang lain ketika bernegosiasi.

 

2. Presentasi Diri

Presentasi diri merupakan penampilan seseorang secara keseluruhan. Penampilan yang menarik mencerminkan kepribadian orangnya. Orang yang berpenampilan menarik akan dinilai sebagai orang yang berkepribadian baik. Sebaliknya, orang yang kurang memperhatikan penampilannya dinilai sebagai orang berkepribadian kurang baik meskipun hal ini tidak berlaku mutlak.

Untuk mencapai penampilan diri yang menarik, seseorang harus mampu menganalisis dirinya sendiri dan memakai pakaian yang tepat pada waktu yang tepat pula. Agar dapat berpenampilan menarik.  prinsip-prinsip yang perlu dalam penampilan serasi dan menarik.

a. Tata Cara Berbusana yang Baik

Busana kerja harus mampu mencerminkan kepribadian dan profesi. Pada perusahaan-perusahaan tertentu sudah disediakan seragam kerja. Namun jika tidak ada, pakailah busana kerja yang bersifat basic dengan warna putih, hitam, atau coklat.

Berikut ini beberapa jenis pakaian yang bisa menjadi pilihan.

1)               Pakaian Resmi (Black Tie)

Pakaian resmi (black tie) terdiri atas celana hitam, kemeja putih, dasi kupu-kupu hitam, kaos kaki hitam, dan sepatu hitam.

2)             Pakaian Lengkap

Pakaian lengkap terdiri atas pentalon, jas, dan dasi.

3)             Dark Suit

Pakaian dark suit dianggap pakaian resmi untuk budaya berbusana bangsa Indonesia.

b. Tata Cara Bersolek dan Berhias yang Proporsional

Cara bersolek dan menggunakan perhiasaan perlu sekali diperhatikan agar penampilan menarik dan tidak terkesan norak. Penggunaaan kosmetik secara berlebihan perlu dihindari.

Berikut ini beberapa hal yang harus selalu diperhatikan dalam bersolek.

1)        Make Up

2)      Merias wajah harus dilakukan sewajarnya sesuai dengan kondisi dan ciri diri.

3)      Perawatan Rambut

4)      Rambut harus selalu dalam keadaan bersih dan tertata rapi dengan model. yang sederhana.

5)      Sepatu

6)      Sepatu yang dipakai harus masih dalam keadaan baik, sol, atau kulitnya apakah telah disemir dan warnanya sesuai dengan pakaian.

7)      Perhiasan dan Parfum

8)      Pakailah perhiasan dan parfum secukupnya dan tidak berlebihan serta disesuaikan dengan busana yang dipakai.

 

3. Pelatihan

Pengertian pelatihan secara umum, yaitu bagian dari pendidikan yang mengajarkan proses dalam mengembangkan organisasi. Pendidikan dan pelatihan merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam sistem pengembangan sumber daya manusia.

a. Tujuan dan Manfaat Pelatihan

Tujuan pelatihan adalah sebagai usaha untuk memperbaiki, mengembangkan sikap, tingkah laku, dan pengetahuan. Pelatihan juga memiliki sejumlah manfaat sebagai berikut.

1)          Pelatihan tertentu diadakan agar karyawan melaksanakan tugas tugas sesuai dengan standar yang diinginkan.

2)         Pelatihan juga dapat memperbaiki sikap-sikap terhadap pekerjaan, terhadap pimpinan atau karyawan, dan menghilangkan sikap-sikap yang tidak produktif.

3)        Pelatihan sebagai alat untuk memperbaiki penampilan/kemampuan.

4)        Timbulnya dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya.

5)        Peningkatan kemampuan karyawan untuk mengatasi stres, frustasi, dan konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya diri.

6)        Pelatihan dapat memperbaiki standar keselamatan kerja.

7)         Membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik.

8)         Meningkatkan kemampuan pekerja menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.

9)        Tersedianya informasi bebagai program yang dapat dimanfaatkan para karyawan dalam rangka pertumbuhan secara teknikal dan intelektual.

10)      Meningkatkan motivasi untuk belajar dan selalu bersedia untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuannya.

11)        Menumbuhkan rasa percaya diri dan solidaritas yang tinggi di antara sesama karyawan khususn dan masyarakat umumnya.

12)      Makin besarnya tekad pekerja untuk lebih mandiri.

13)      Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.

14)      Memperbaiki sikap-sikap agar mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta dapat membuat keputusan dengan baik dan benar.

 

b. Jenis Pelatihan

Berikut ini beberapa jenis pelatihan yang sering digunakan.

1) Magang (Apprenticeship Training)

Magang merupakan suatu pembekalan terhadap karyawan dengan cara belajar dan praktik secara langsung di suatu posisi pekerjaan.

2) On The Job Training

Metode on the job training berupa pelatihan tentang pekerjaan baru dengan supervisi langsung seorang pelatih yang berpengalaman (biasanya karyawan lain). On the job training dibagi ke dalam beberapa metode, antara lain:

a)         Apprenticeships

Apprenticeship berupa proses belajar dari seseorang atau beberapa orang yang lebih berpengalaman.

b)         Coaching

Coaching, yaitu suatu pelaksanaan pelatihan dan atasan mengajarkan keahlian serta keterampilan kerja kepada bawahannya.

c)          Job Rotation (Rotasi Jabatan)

Prosesi rotasi jabatan karyawan sebagai wahana untuk karyawan mendapatkan pengetahuan lebih pada bagian bidang kerja yang berbeda dan juga praktik berbagai macam keterampilan

3) Off The Job Training

Metode off the job training merupakan pelatihan yang menggunakan situasi di luar pekerjaan. Off the job training dibagi ke dalam beberapa metode, antara lain:

a)         Simulasi

Simulasi berupa suatu situasi kerja atau kejadian tiruan yang ditampilkan semirip mungkin dengan situasi

b)        Vestibule Training

Vestibule training merupakan pelatihan yang dilakukan dalam suatu ruangan khusus yang terpisah dari tempat kerja biasa dan disediakan jenis peralatan yang sama seperti yang akan digunakan pada pekerjaan sebenarnya.

c)         Role Playing

Role playing ialah permainan peran kerja yang dilakukan oleh peserta untuk memainkan berbagai peran tertentu dan para peserta lain diminta untuk menanggapi.

d)         Laboratory Training

Teknik ini merupakan suatu bentuk latihan kelompok, terutama digunakan untuk mengembangkan keterampilan keterampilan antarpribadi.

e)         Case Study

Case study berupa metode pelatihan dengan cara menghadapkan para pekerja dengan beberapa kasus tertulis dan diharuskan memecahkan masalah-masalah tersebut.

 

4. Pengembangan Karier

Karier adalah perjalanan pekerjaan yang dilalui seseorang selama hidupnya. Dengan demikian, karier menunjukkan perkembangan karyawan secara individual dalam jenjang jabatan atau kepangkatan yang dapat dicapai selama masa kerja dalam suatu organisasi. Pengembangan karier menjadi harapan setiap karyawan karena dengan pengembangan ini, individu akan mendapatkan hak-hak yang lebih baik daripada apa yang diperoleh sebelumnya, baik material maupun nonmaterial, seperti status sosial, perasaan bangga dan sebagainya. Pengembangan karier dapat dilakukan melalui mutasi, promosi, dan demosi.

a. Promosi

Promosi merupakan perpindahan karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu organisasi/perusahaan sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilannya makin besar.

b. Mutasi

Mutasi merupakan satu perubahan posisi/jabatan/tempat/pekerjaan yang dilakukan dalam suatu organisasi pada tingkat jabatan yang sama.

c. Demosi

Demosi adalah perpindahan karyawan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih rendah di dalam satu organisasi/perusahaan. Dengan demikian, wewenang, tanggung jawab, pendapatan, serta statusnya makin rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri

5 Risiko Kecelakaan Kerja dalam Bidang Akuntansi