A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah bagian dari proses pelaporan keuangan, biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan lainnya dari laporan keuangan.
Munawir (2007:5) menyatakan bahwa laporan keuangan adalah daftar keuangan yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan. Hakikatnya, analisis atas laporan keuangan ialah untuk mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan atau kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang bersangkutan. Laporan keuangan disusun secara periodic untuk manajemen, investor, kreditur, dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Penyajian laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca yaitu laporan yang sistematis tentang aktiva, utang, serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi yaitu laporan yang menunjukkan hasil usaha dan biaya-biaya selama suatu periode akuntansi.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas, yaitu laporan yang menunjukkan sebab-sebab perubahan ekuitas dari pada jumlah awal periode menjadi jumlah ekuitas pada akhir periode.
4. Laporan Perubahan Arus Kas
Laporan perubahan arus kas, yaitu laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang dibebankan menjadi arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan dapat dibuat untuk tujuan umum. Laporan untuk tujuan khusus dibuat bagian-bagian dari laporan keuangan lebih rinci dan dengan catatan catatan khusus. Contoh laporan keuangan khusus yaitu laporan yang dibuat khusus untuk bank, untuk pajak, untuk Bapepam dan lain-lain.
B. Arti Penting Laporan Keuangan
Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan, Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, hasil akhir dari suatu proses pencatatan pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
Pelaporan keuangan yang lengkap bertujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Penyusunan laporan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank, dan sebagainya.
Definisi laporan keuangan menurut para ahli;
1. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca, perhitungan rugi-laba, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan. (sawir, 2001:2)
2. Menurut Munawir (2000:2), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan aktivitas perusahaan tersebut.
C. Tujuan Laporan Keuangan dan Penggunaan Laporan Keuangan
1. Tujuan Laporan Keuangan
a. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (IAI, 2007)
Menurut PSAK No. 1 , tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan yang berguna untuk membuat keputusan ekonomi dan menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Untuk mencapai tujuan ini, laporan keuangan memberikan informasi tentang perusahaan meliputi; asset, kewajiban, modal/akuitas, pendapatan dan beban, dan arus kas.
b. Accounting Principles Board Statement No.4
Klasifikasi tujuan laporan keuangan menjadi 3, yaitu tujuan khusus, tujuan umum, dan tujuan kualitatif.
1) Tujuan Khusus laporan keuangan, menyajikan secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan lain dalam posisi keuangan.
2) Tujuan Umum Laporan keuangan
a) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang sumber kekuatan ekonomi dan kewajiban bisnis untuk mengevaluasi keuantungan dan kerugian, untuk menunjukkan pendanaan dan investasi, kemampuan untuk memenuhi komitmen, dan sebagai dasar sumber daya bagi ppertumbuhannya.
b) Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya tentang perubahan sumber daya yang bersih dari kegiatan usaha yang diitujukan untuk membuat keuntungan agar dapat memberikan harapan pengembangan dividen kepada investor.
c) Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk memperkirakan potensi pendapatan perusahaan
d) Untuk memberikan informasi yang diperlukan mengenai perubahan dalam sumber daya ekonomi dan kewajiban.
e) Untuk mengungkap informasi lain yang relevan dengan kebutuhan pengguna laporan.
3) Tujuan kualitatif laporan keuangan
a) Relevansi, informasi memiliki kemungkinan terbesar untuk memberikan informasi kepada pengguna
b) Dapat dimengerti, artinya informasinya dapat dimengerti oleh pengguna
c) Dapat diverifikasi, artinya hasil akuntansi dapat didukung oleh pengukuran yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
d) Netralitas, yang berarti bahwa informasi akuntansi yang ditujukan kepada kebutuhan umum pengguna
e) Ketepatan waktu
f) Komparabilitas (daya banding)
2. Pengguna Laporan Keuangan
a. Investor
b. Karyawan
c. Pemberian jaminan
d. Pemasok dan kreditur lain
e. Pelanggan
f. Pemerintah
g. Masyarakat
D. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan dengan maksud untuk memberikan laporan kemajuan (progress report) suatu perusahaan secara periodic, yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.
Adapun sifat laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh. Sebagai suatu progress report, laporan kuangan terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut.
1. Fakta yang telah dicatat (Record Fact)
Artinya laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia, jumlah piutang, persediaan barang dagang, hutang, maupun aktiva tetap.
2. Prinsip prinsip dan kebijakan dalam Akuntansi
Pencatatan dalam laporan keuangan dicatat berdasarkan prosedur maupun anggapan anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dalam pencatatan laporan keuangan.
3. Pendapat pribadi (Personal Juggement)
Menurut Harahap (2010:16) beerdasarkan sifat laporan keuangan, laporan keuangan memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya:
a. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan kejadian yang sudah lewat.
b. Laporan keuangan bersifat umum dan dimaksudkan bukan untuk memenuhi kebutuhan pihak tertentu.
c. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan
d. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
e. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidak pastian
f. Laporan keuangan disusun menggunakan istilah-istilah teknis laporan keuangan.
g. Berbagai alternative metode akuntansi menimbulkan variasi pada pengukuran sumber-sumber ekonomis dan tingkat kesuksesan perusahaan.
h. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis, suatu peristiwa atau transaksi-transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas, subtancy over form)
i. Informasi bersifat kuantitatif, dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan umumnya diabaikan (data kualitatif diabaikan).
E. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakter kualitatif pokok dalam laporan keuangan, yaitu:
1. Dapat dipahami
2. Relevan
3. Keandalan
4. Dapat diperbandingkan
F. Pengakuan Unsur Laporan Keuangan
Pengakuan unsur laporan keuangan dalam SAK 2009 ialah sebagai berikut;
1. Pengakuan Aset
Asset diakui dalam neraca jika kemungkinan manfaat ekonominya di masa depan akan mengalir ke barang dagang atau sarana prasarana.
2. Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca jika memungkinkan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
3. Pengakuan Penghasilan
Pengakuan penghasilan merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan pengakuan kewajiban. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi jika kenaikan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan asset atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
4. Pengakuan Beban
Pengakuan beban merupakan akibat langsung dari pengakuan asset dan kewajiban. Beban diakui dalam laporan laba rugi jika penurunan manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan asset atau peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur secara andal.
G. Macam-Macam Laporan Keuangan
1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Laporan posisi keuangan adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, utang, serta modal dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Menurut Kasmir (2008:8). Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca meliputi;
a. Jenis-jenis asset atau harta yang dimiliki
b. Jumlah rupiah masing-masing jenis asset atau harta (asset)
c. Jenis-jenis kewajiban atau utang (liability)
d. Jumlah rupiah masing-masing jenis kewajiban atau utang (liability)
e. Jenis-jenis modal (equity)
f. Jumlah rupiah masing-masing jenis modal
Menurut Munawir (2007:14) komponen dalam penyusunan penyajian neraca sebagai berikut:
a. Asset
Asset merupakan harta yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki manfaat, baik jangka pendek (kurang dari 1 tahun) maupun jangka panjang, berwujud maupun tidak berwujud dan belum digunakan dalam operasi perusahaan, akan tetapi masih dimiliki perusahaan.
Yang termasuk asset likuid atau asset lancar adalah :
1) Kas atau uang tunai yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan.
2) Investasi jangka pendek (surat surat berharga atau marketable securities) adalah investasi yang sifatnya sementara (jangka pendek)
3) Piutang wesel adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain yang dinyatakan dalam suatu wesel atau perjanjian yang diatur dalam undang-undang.
4) Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kreditur atau langganan) sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit.
5) Persediaan adalah semua barang-barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masuh tersedia di gudang atau belum terjual.
6) Piutang penghasilan atau penghasilan adalah yang masih harus diterima adalah penghasilan yang sudah menjadi hak perusahaan karena perusahaan telah memberikan jasa atau prestasinya, tetapi belum menerima pembayaran.
7) Persekot atau biaya yang dibayarkan di muka adalah pengeluaran untuk memperoleh jasa atau prestasi dari pihak lain dan itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya.
Yang termasuk asset tidak lancar (tidak likuid) adalah
1) Investasi jangka panjang
2) Asset tetap adalah kekayaan yang dimiliki perusahaan yang fisiknya tampak (konkret). Asset tetap memiliki sifat permanen yaitu nilai kegunaan jangka panjang atau tidak akan habis dalam satu periode.
3) Asset tetap tidak berwujud (intangible Fixed asset) adalah kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak tampak, tetapi mempunyai nilai yang digunakan untuk kegiatan perusahaan.
4) Beban yang ditangguhkan (deffered charges) adalah pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang (lebih dari satu tahun) atau suatu pengeluaran yang akan dibebankan juga pada periode-periode berikutnya, misalnya biaya pemasaran, diskonto obligasi, biaya penelitiaan dsb.
5) Asset lain-lain adalah menunjukkan kekayaan atau asset perusahaan yang tidak dapat atau belum dimasukkan dalam klasifikasi-klasifikasi sebelumnya, misalnya gedung dalam proses, tanah dalam penyelesaian, piutang jangka panjang dsb.
b. Liabilitas
Liabilitas atau kewajiban merupakan biaya yang ditimbulkan dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar dari sumber daya yang memiliki manfaat ekonomi.
Liabilitas jangka pendek, adalah keuangan perusahaan yang pelunasannya akan dilakukan dalam jangka pendek (satu tahun tanggal neraca) dengan menggunakan asset lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Yang termasuk liiabilitas jangka pendek adalah:
1) Utang dagang adalah utang yang timbul karena adanya pembelian barang dagang secara kredit
2) Utang wesel adalah utang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan pembayaran jumlah tertentu pada waktu tertentu pada masa yang akan datang.
3) Uang pajak
4) Biaya yang masih harus dibayarkan
5) Utang jangka panjang yang segera jatuh tempo
6) Penghasilan yang diterima di muka (deferred revenue) adalah penerimaan uang untuk penjualan barang atau jasa yang belum direalisasi.
Liabilitas jangka panjang adalah liabilitas keuangan yang jangka waktu pembayarannya (jatuh tempo) masih jangka panjang (lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca). Yang termasuk dalam liabilitas jangka panjang adalah
1) Hutang obligasi
2) Hutang hipotek, adalah hutang yang dijamin dengan asset tetap tertentu
3) Pinjaman jangka panjang yang lain.
c. Ekuitas
Ekuitas adalah hak residu atas asset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas. Menurut Munawir (2007:19), ekuitas merupakan hak atas bagian dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos ekuitas (ekuitas saham), surplus, dan laba yang ditahan atau kelebihan nilai asset yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutang.
d. Neraca
Menurut Martani (2012: 143) tidak ada keragaman bentuk atau susunan dari neraca di antara perusahaan-perusahaan, tergantung pada tujuan tujuan yang ingin dicapai.
Bentuk-bentuk neraca yang umum digunakan adalah sebagai berikut:
1) Bentuk Skontro (account form), dimana semua asset tercantum di sebelah kiri//debit dan hutang serta ekuitas tercantum disebelah kanan/kredit.
2) Bentuk Vertikal (report form), dalam bentuk ini semua asset tampak di bagian atas yang selanjutnya diikuti dengan utang jangka pendek, utang jangka panjang, serta ekuitas.
2. Lapran Laba Rugi (Income Statement)
Munawir (2000:26) mendefinisikan laporan laba rugi sebagai suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.
Adapun laporan laba rugi harus memenuhi:
a. Beban atau biaya disajikan berdasarkan klasifikasi sifat/fungsinya dalam perusahaan
b. Beban atau biaya itu dapat digolongkan ke dalam
1) Beban atau biaya yang berhubungan langsung dengan usaha, contohnya biaya penjualan dan biaya administrasi umum
2) Beban atau biaya yang tidak berhubungan langsung dengan usaha, contohnya biaya bank dan selisih kurs mata uang asing.
Dua pendekatan dalam menggolongkan transaksi dalam perusahaan.
a. Dasar tunai (Cash Basis)
Dasar tunai yaitu suatu system yang mengakui penghasilan pada saat uang tunai diterima dan mengakui beban pada saat mengeluarkan uang tunai. Metode ini cocok untuk perusahaan skala kecil karena metode ini kurang tepat untuk mengakui laba atau rugi laba pada periode tertentu.
b. Dasar waktu (Akrual Basis)
Dasar waktu yaitu sustu system yang mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi walaupun sudah atau belum menerima uang tunai dan mengakui beban pada saat terjadinya transaksi meskipun sudah atau belum mengeluarkan uang tunai.
Metode ini sangat tepat untuk perusahaan yang melakukan transaksi secara kredit karena laporan laba rugi akan mencerminkan kondisi yang benar selama satu periode tertentu.
Dalam laporan laba rugi, terdapat tiga rekening (akun) yang perlu dipahami dengan jelas, yaitu:
a. Pendapatan, adalah penghasilan yang timibul dari aktivitas perusahaan yang biasa (regular) dan dikenal dengan sebutan berbeda-beda, seperti penjualan, penghasilan jasa (fee), bunga, deviden, royalty, dan sewa.
b. Beban, adalah pengorbanan yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas yang biasa (regular) seperti beban pokok penjualan, beban gaji, beban sewa, beban penyusutan asset tetap, beban asuransi, beban pajak, beban kerugian piutang, beban perlengkapan.
c. Laba atau rugi, laba terjadi jika pendapatan lebih besar dari beban beban yang terjadi. Sebaliknya, rugi terjadi jika pendapatan lebih kecil daripada beban-beban yang terjadi.
Untuk perusahaan jasa, meliputi pendapatan atau penghasilan beban operasi, laba operasi, pendapatan lain-lain, beban lain-lain, laba bersih, pajak penghasilan, laba bersih setelah pajak.
Bentuk-bentuk laporan laba rugi, yaitu:
a. Bentuk Single Step
Hanya dikenal laba bersih karena dalam bentuk ini, semua penghasilan dikurangi beban-beban termasuk pajak dilaporkan sekaligus tanpa dipisah-pisah.
b. Bentuk Multiple Step
Laporan laba rugi disusun secara bertahap sehingga diikenal beberapa jenis laba, seperti laba kotor, laba bersih operasi, laba bersih sebelum pajak, dan laba bersih setelah pajak.
3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas atau laporan perubahan posisi keuangan merupakan suatu laporan yang memuat seluruh kegiatan penanaman modal dan pembiayaannya. Laporan perubahan ekuitas menunjukkan aliran modal kerja selama periode tertentu dan perubahan modal kerja selama periode yang bersangkutan.
Komponen utama yang harus disajikan dalam laporan perubahan ekuitas;
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.
b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan, atau kerugian beserta jumlahnya yang diakui dalam ekuitas.
c. Pengaruh akumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam SAK terkait.
d. Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio, serta cadangan awal dan akhir periode yang mengungkapkan setiap perubahan.
4. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan ringkasan arus kas selama satu periode tertentu. Laporan ini menunjukkan perubahan arus kas yang terjadi karena kegiatan operasional, investasi, dan financial sehingga posisi saldo/kas berubah.
Tujuan yang paling utama dari laporan arus kas ini adalah untuk memberikan informasi penting atau yang relevan mengenai penerimaan-penerimaan dan pengeluaran-pengeluaran kas selama periode berjalan.
Menurut Kieso et al. (2011: 191) laporan arus kas melalui tiga jenis aktivitas;
a. Arus kas dari aktivitas operasional (Cash Flow From Operating Activities)
Adalah arus kas dari transaksi yang memengaruhi laba bersih. Contoh-contoh transaksi semacam itu mencakup pembelian dan penjualan barang dagangan oleh pengecer atau peritel.
b. Arus kas dari aktivitas investasi ( Cash Flow from Investing Activities)
Adalah kas dari transaksi yang memengaruhi investasi dalam aktiva tidak lancar. Contoh transaksi seperti itu meliputi penjualan dan pembelian aktiva tetap, seperti peralatan dan bangunan.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan ( Cash Flow from Financing Activities)
Adalah arus kas dari transaksi yang memengaruhi ekuitas dan utang perusahaan. Contoh transaksi seperti itu meliputi penerbitan atau penarikan sekuritas atau efek ekuitas dan utang.
Bentuk penyajian laporan arus kas dibagi menjadi empat, yakni:
a. Diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasional, seperti penjualan tunai, pelunasan utang, pembayaran biaya-biaya.
b. Diiklasifikasikan berdasarkan aktivitas investasi, seperti menginvestasikan dana yang tidak terpakai.
c. Diklasifiikasikan berdasarkan aktivitas pendanaan, seperti dana pinjaman dari luar perusahaan (utang jangka panjang)
d. Disesuaikan dengan bisnis perusahaan.
Menurut Munawir (2000:2) pihak pihak yang berkepentingan dengan laporan arus kas adalah
a. Pemiliik perusahaan
b. Manajer perusahaan
c. Investor
d. Kreditur dan banker
Tujuan laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan setara kas selama periode tertentu. Informasi mengenai arus kas berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan yang bertujuan sebagai berikut:
a. Mengevaluasi kemampuan ekuitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, serta memastikan waktu dalam penyusunannya
b. Mengevaluasi struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvobilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar deviden.
c. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas neto darii kegiatan operasional (akrual)
d. Membandingkan kinerja operasional
e. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai arus kas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar