Senin, 01 Februari 2021

X ARSIP BAB VIII EVALUASI KEGIATAN PENGELOLAAN ARSIP

 A.      MENGEVALUASI PENGELOLAAN ARSIP

1.      Standar Kegiatan Pengelolaan Arsip

a.       Kegiatan Penciptaan

Merupakan suatu proses pembuatan dan penerimaan arsip yang terdiri dari pengurusan surat masuk dan surat keluar (mailhandling), baik menggunakan system buku agenda maupun system kartu kendali (system pola baru).

 

b.      Kegiatan Penyimpanan (Filling) dan Penemuan Kembali (Finding)

Kegiatan penyimpanan (filling) adalah kegiatan yang dimulai dengan dari pengecekan tanda pelepas yang ditandai dengan tanda disposisi dep (deponeren/simpan), pemberian kode-kode penyimpanan sampai penempatan arsip tersebut disimpan ke dalam folder dan dimasukkan ke dalam filling cabinet.

Kegiatan penemuan kembali (finding) adalah kegiatan yang dimulai dari penerimaan arsip dari pihak lain, mengidentifikasikan masalah sesuai dengan kode penyimpanan yang terdapat pada daftar klasifikasi, hingga menemukan kembali arsip di tempat penyimpanannya sesuai dengan kode simpannya.

 

c.       Kegiatan Penyelamatan

Kegiatan penyelamatan di sini maksudnya penyelamatan arsip agar tidak diketahui oleh yang tidak berhak, atau hal-hal lain yang menyebabkan hilangnya nilai guna arsip. Kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan berikut

1)      Pengamanan, yaitu kegiatan untuk menjaga agar isi atau informasi tidak diketahui oleh orang-orang yang tidak berhak.

2)      Pemeliharaan, yaitu kegiatan yang menjaga agar benda arsip tersebut tidak mudah rusak, dengan kata lain kegiatan ini merupakan tindakan mencegah sebelum terjadinya kerusakan arsip (preventif).

3)      Perawatan, yaitu kegiatan memperbaiki arsip yang telah rusak agar masih dapat dipergunakan kembali, dengan kata lain kegiatan ini merupakan tindakan setelah terjadi kerusakan pada arsip yang bertalian (represif).

 

d.      Kegiatan Penyusutan

Kegiatan penyusutan adalah kegiatan mengurangi jumlah arsip yang disimpan. Terutama arsip arsip yang telah hilang nilai guna arsipnya, sehingga arsip yang tersimpan memiliki nilai guna tinggi, kegiatan penyusutan arsip ini meliputi;

1)      Pemeliharaan atau pemindahan adalah kegiatan penentuan bahwa arsip tersebut masih sering atau sudah jarang atau bahkan tidak dipergunakan lagi, kemudian arsip tersebut dipindahkan penyimpanannya ke unit sentral.

2)      Pemusnahan, adalah kegiatan menghapuskan secara fisik arsip yang telah hilang nilai gunanya, dengan harapan agar arsip yang tersimpan hanyalah arsip yang benar-benar masih dipergunakan.

3)      Penyerahan, adalah suatu kegiatan menyerahkan suatu arsip yang memiliki nilai guna kebangsaan (arsip statis) ke arsip nasional pusat atau arsip nasional daerah tingkat I masing-masing provinsi.

 

2.      Tujuan Pengelolaan Arsip

a.       Memelihara arsip dengan baik

b.      Menyimpan warkat dengan system yang tepat, sehingga mudah ditemukan kembali secara cepat dan tepat pula.

c.       Menyediakan tempat penyimpanan yang memadai

d.      Menjamin keselamatan warkat baik isinya maupun bentuknya

e.       Memberikan pelayanan peminjaman warkat dengan baik.

 

3.      Pola Kerja Pengelolaan Arsip

a.       Pola sentralisasi

1)      Penyimpanan arsip

a)      Bagian pemilik arsip menyerahkan pada bagian secretariat atau tata usaha

b)      Secretariat menyerahkan ke bagian arsiparis

c)      Arsip disetor lalu diteliti dan diberi kode penyimpanan yang dilihat pada daftar klasifikasi.

d)     Arsip dicatat pada kartu kendali (rangkap 3) dan arsip disimpan sesuai kode penyimpanan

e)      Satu lembar kartu kendali diberikan kepada kepala tata usaha

f)       Satu lembar kartu kendali diberikan kepada pemilik arsip

g)      Pemilik arsip setelah menerima kartu kendali akanmembuat kartu indeks berdasarkan kartu kendali tersebut. Kartu indeks adalah media untuk memudahkan pencarian kode arsip.

h)      Kartu kendali dan kartu indeks disimpan sesuai metode yang digunakan.

2)      Pencarian arsip

a)      Bagian pemilik arsip akan mencari pada kartu indeks atau kartu kendali

b)      Setelah kode penyimpanan arsip ditemukan lalu dicatat kode arsip tersebut.

c)      Ajukan ke bagian tata usaha untuk mencari arsip

d)     Bagian tata usaha mengecek pada kartu kendali yang dimiliki, lalu menyampaikan pada bagian arsiparis untuk dicari.

e)      Bagian arsiparis mencari

f)       Setelah ditemukan arsiparis membuat form peminjaman arsip

g)      Menyerahkan pada kepala tata usaha bersama form peminjaman arsip

h)      Kepala tata usaha menyerahkan kepada bagian pemilik arsip dan meminta tanda tangan peminjaman arsip

i)        Bagian pemilik arsip  memberikan arsip kepada atasan.

 

b.      Pola desentralisasi

1)      Penyimpanan arsip

Pada pola ini arsip disimpan dan ditangani oleh bagian yang memiliki arsip, sehingga tidak melibatkan pihak ketiga dalam pengelolaan arsipnya. Langkah penyimpanannya lebih efisien dan efektif yaitu dengan cara;

a)      Berkas yang dinyatakan sebagai arsip disoortir agar diketahui apakah berkas tersebut telah dinyatakan sebagai arsip atau belum.

b)      Membaca kembali arsip untuk mengetahui kode penyimpanan dari arsip, sesuai dengan kode yang dipergunakan lalu kemudian mencatat kode tersebut pada buku agenda surat masuk atau agenda surat keluar.

c)      Memberikan kode pada arsip, bila menggunakan system berbasis alphabetis harus diindeks terlebih dahulu (untuk menentukan urutan abjadnya)

d)     Menyimpan arsip sesuai system yang dipergunakan.

 

2)      Pencarian arsip

a)      Mengidentifikasi kode penyimpanan sesuai permintaan

b)      Apabila kode permintaan dan penyimpanan sama dapat dilakukan pencarian langsung

c)      Apabila kode penyimpanan berbeda dengan kode permintaan maka perlu alat bantu pencarian yaitu buku agenda surat

d)     Lakukan pencarian pada media penyimpanan

e)      Bila telah ditemukan, serahkan pada yang meminta arsip.

 

 

B.       MEMBUAT LAPORAN HASIL EVALUASI KEGIATAN PENGELOLAAN ARSIP

Evaluasi terhadap kegiatan pengelolaan arsip menjadi control kualitas kinerja pengelolaan itu sendiri. Mengelola arsip memang hal yang mudah jika jumlahnya sedikit. Namun, jika jumlahnya sangat besar diperlukan system pengelolaan yang baik dan benar demi mewujudkan kaidah kearsipan secara normal.

 

1.         Paparan Laporan Evaluasi

a.        Permasalahan evaluasi

Apa yang dipermasalahkan dalam kegiatan evaluasi perlu dijelaskan sebab setiap evaluasi adalah untuk menjawab suatu permasalahan. Adanya kegiatan evaluasi dikarenakan adanya suatu permasalahan yang ingin dipecahkan atau ingin dijawab.

Masalah evaluasi biasa mencakup beberapa hal, seperti bagaimana rumusan masalah, latar belakang mengapa masalah tersebut dipilih untuk dievaluasi, apa tujuan yang ingin dicapai dengan mengevaluasi masalah tersebut, dan tinjauan teori/kepustakaan/hasil-hasil evaluasi sebelumnya yang berkaitan dengan evaluasi tersebut. Dalam laporan evaluasi pun perlu disertai penjelasan tentang letak tempat evaluasi diselenggarakan.

 

b.        Metodologi evaluasi

Untuk dapat menemukan dan memecahkan atau menjawab masalah evaluasi diperlukan prosedur-prosedur yang bersifat metodologis. Aspek metodologis dalam laporan evaluasi biasanya berisi penjelasan tentang tipe pendekatan evaluasi yang digunakan (survey atau sensus), tahap tahap evaluasi program, teknik-teknik untuk mencapai standar (kredibilitas, konfirmabilitas, dependibilitas, dan transferabilitas, populasi dan sampel evaluasi, metode pengumpulan data dan instrumentasi, serta strategi analisis data.

 

c.         Hasil evaluasi

Apabila data mengenai hal yang dipermasalahkan dalam evaluasi telah  terkumpul, kemudian diolah dan dianalisis (menggunakan prosedur statistic). Hasil pengolahan dan analisis disajikan sebagai hasil evaluasi. Hasil evaluasi juga mencakup dimensi-dimensi yang bersifat konteks dari apa yang dipermasalahkan pada suatu evaluasi.

 

d.        Kesimpulan hasil evaluasi

Kesimpulan hasil evaluasi bersifat lebih abstrak daripada data atau hasil evaluasi itu sendiri, dan bersifat menjawab permasalahan evaluasi yang ada. Ia lazim diikuti pula dengan pemberian saran-saran untuk evaluasi lebih lanjut.

 

2.         Susunan Laporan

Laporan evaluasi tidak ubahnya seperti laporan penelitian, di dalamnya terdapat beberapa sistematika poin yang dijabarkan. Secara detail, susunan laporan evaluasi ddapat diuraikan sebagai berikut.

a.        Pendahuluan

1)        Latar belakang masalah

Bagian ini menguraikan latar belakang empiris, misalnya berupa kasus ektual dan konseptual ideologis untuk menunjukkan adanya permasalahan evaluasi.

2)        Rumusan masalah

Isinyaa mencerminkan misi pencarian alternative rekomendasi yang dibutuhkan untuk melakukan perbaikan.

3)        Tujuan evaluasi

Tujuan evaluasi menggambarkan berbagai alternative rekomendasi kebijakan yang diperlukan dan layak untuk memecahkan permasalahan kebijakan.

4)        Manfaat evaluasi

Perumusan manfaat evaluasi harus dapat menunjukkan sasaran strategi yang menjadi pusat perhatian evaluasi program.

5)        Batasan pengertian

Perlu menyertakan batasan pengertian konsep kunci dari kegiatan evaluasi, agar evaluasi tidak menyebar terlalu luas.

 

b.        Kajian Pustaka

1)        Mempertajam permasalahan evaluasi

2)        Mendasari pengembangan strategi, rancangan, dan model evaluasi

3)        Mendasari instrumentasi dan penafsiran makna dari data yang akan diperoleh.

4)        Mendasari analisis dan perumusan alternative kebijakan.

 

c.         Metodologi Evaluasi

Metodologi evaluasi berbeda dengan metodologi penelitian. Komponen yang penting dalam laporan tentang metodologi, yaitu sebgai berikut

1)      Cakupan wilayah evaluasi

Bagian ini menunjukkan pembatasan cakupan seberapa jauh dapat diberlakukan temuan evaluasi dan alternative rekomendasinya.

2)      Rancangan evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan dengan maksud untuk menjadi dasar perumusan kebijakan, untuk menunjang implementasi kebijakan, atau untuk mengetahui kinerja dan dampak dari kebijakan. Bab ini melaporkan rancangan yang digunakan beserta penjelasannya.

3)      Pengumpulan data

Dalam rancangan harus jelas data apa yang diperlukan dan atau dikumpulkan, masing-masing harus jelas sumber data, metode serta instrument pengumpul datanya.

4)      Triangulasi

Triangulasi merupakan suatu cara memandang permasalahan/objek yang dievaluasi dari berbagai sudut pandang. Dapat dipandang dari banyak metode atau sumber data. Tujuannya agar dapat melihat objek evaluasi dari semua sisi. Dalam kaitannya, dengan luasnya data dab sumber data, suatu evaluasi program juga dimungkinkan dilakukan secara sampling. Oleh karena itu, harus jelas batas-batas populasi dari prosedur samplingnya, serta mengingat kaidah sampling yang tepat.

5)      Analisis data

Cara analisis terdiri dari dua bagian yaitu;

a)      Analisis untuk menghasilkan kesimpulan atas data empiris

b)      Analisis untuk menghasilkan alternative rekomendasi kebijakan

 

d.        Hasil Evaluasi

1)      Deskripsi data

a)      Penjelasan singkat tentang hasil analisis yang didapatkan dan karakteristik lain tentang konteks dari evaluasi program yang dilakukan.

b)      Sajian deskriptif dari masing-masing ubahan pokok yang menjadi focus evaluasi program.

2)      Analisis data dan pembahasan

a)      Analisis data sangat ditentukan oleh sifat evaluasinya. Untuk evaluasi formulasi kebijakan alternative, untuk evaluasi implementasi kebijakan akan banyak dilakukan eksplanasi fenomena yang memerlukan optimasi, sedangkan untuk evaluasi hasil kebijakan akan banyak dilakukan evaluasi kinerja. Hasil serta dampak yang positif maupun yang negatif diupayakan substansibilitasnya.

b)      Pembahasan merupakan upaya untuk memaknai semua temuan hasil analisis data, dari berbagai perspektif seperti teoritis, teknis, legalistic, social cultural, dan sebagainya.

3)      Analisis rekomendasi

Rekomendasi bersifat prospektif, memandang informasi empiris sama pentingnya dengan nilai normative. Oleh karena itu, bagian ini mencerminkan seberapa berat nilai dan informasi dari suatu evaluasi. Pengajuan setiap alternative kebijakan dituntut dapat mengidentifikasikan dan menguraikan tujuan, konsekuensi, biaya, kendala, dampak lanjutan atau sampingan, waktu, risiko dan juga peluang keberhasilannya.

 

e.         Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini secara ringkas dan padat menyajikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis data, dan alternative rekomendasi yang dirumuskan berdasarkan analisis rekomendasi.

 

f.         Daftar Pustaka

Dalam penyusunan daftar pustaka harus didasarkan pada bahan acuan yang digunakan dalam evaluasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri

5 Risiko Kecelakaan Kerja dalam Bidang Akuntansi