Informasi adalah sebuah komponen-komponen pesan yang dipertukarkan dalam komunikasi yang berfungsi untuk menambahkan pengetahuan dan wawasan. Orang melakukan banyak cara untuk bisa mendapatkan informasi yang mereka inginkan. Masyarakat sangat membutuhkan informasi sehingga informan harus dapat menyampaikan informasi secara tepat. Dalam menyampaikan informasi tentunya harus memiliki sistematika dalam penyusunan pesan agar informasi yang disampaikan dapat tersalurkan dengan baik. Urutan system penyusunan yang baik, yaitu adanya perhatian, kebutuhan, pemuasan, visualisasi dan tindakan.
A.
Tahap-Tahap Penyusunan Pesan
1. Perencanaan
Dalam fase
ini dirancang hal-hal yang cukup mendasar, seperti maksud/tujuan komunikasi,
audiens yang menerima pesan, ide pokok pesan-pesan yang akan disampaikan, dan
media yang akan digunakan.
Perencanaan
pesan meliputi beberapa hal berikut:
a. Penetapan tujuan
Tujuan
komunikasi dalam suatu organisasi/perusahaan adalah untuk:
1)
Memberi
informasi
2)
Melakukan
persuasi
3)
Melakukan
kolaborasi
Tujuan
tersebut perlu diuji. Cara untuk menguji tujuan tersebut dapat dilakukan dengan
memperhatikan hal hal di bawah ini.
1)
Apakah
tujuan tersebut realistis?
2)
Apakah
waktunya tepat?
3)
Apakah
orang yang menyampaikan pesan sudah tepat?
4)
Apakah
tujuan selaras dengan visi dan misi organisasi/perusahaan?
b. Analisis tujuan
Analisis
audiens meliputi siapa, bagaimana latar belakang, usia, pendidikan, jenis
kelamin, minat dan apa yang ingin mereka ketahui.
c.
Penentuan
ide pokok
Penentuan
ide pokok dapat dilakukan dengan teknik curah pendapat (brainstorming) dalam bentuk hal-hal berikut:
1)
Story teller’s tour, yakni mendengarkan dan menelaah
pesan-pesan yang disampaikan, rasionalitas, nada, dan implikasinya.
2)
Rrandom list, yakni menuangkan ide dalam tulisan,
memilih dan memilah bagian-bagian penting.
a)
FCR
(finding, conclusion, recommendation)
worksheet, yaitu memanfaatkan lembar
kerja, untuk menjelaskan temuan, simpulan, dan rekomendasi.
b)
Journalistic approach (who,
what, when, where, why, how), yaitu
menggunakan 5w+1H untuk menjelaskan ide pokok.
c)
Question and answer chain, yaitu melihat dari perspektif audiens
melalui pengajuan pertanyaandan memperhatikan jawaban.
d. Pemilihan saluran dan media
Pesan-pesan
harus disampaikan melalui dua saluran, yaitu lisan (oral) dan tertulis (written).
1)
Bentuk-bentuk
pesan lisan; percakapan interpersonal, pembicaraan lewat telepon, wawancara
kerja, diskusi kelompok, seminar, lokakarya, program pelatihan, pidato formal,
presentasi dan lainnya.
2)
Bentuk-bentuk
pesan tertulis; surat, memo, proposal, laporan, dan sebagainya.
2. Pengorganisasian
Proses ini
dimulai dengan merangkai kata, kalimat, dan paragraph serta memilih ilustrasi
untuk mendukung ide pokok bahasan.
3. Revisi
Proses
penalaahan kembali terhadap substansi dan struktur pesan yang telah
direncanakan agar menjadi lebih efektif.
B.
Model Penyusunan Pesan
Model penyusunan pesan yang bersifat informative lebih
banyak ditunjukkan pada perluasan wawasan atau pengetahuan dan kesadaran
khalayak. Prosesnya lebih bersifat diffuse (menyebar), sederhana, jelas, dan
tidak banyak menggunakan jargon-jargon yang kurang popular di kalangan masyarakat.
Ada empat macam penyusunan pesan bersifat informative,
yang dijelaskan sebagai berikut;
1. Space
order, yakni
penyusunan pesan berdasarkan kondisi tempat atau ruang.
2.
Time order, yakni penyusunan pesan berdasarkan
waktu.
3.
Deductive order, yakni penyusunan pesan dari umum ke
khusus
4. Inductive
order, yakni
penyusunan pesan dari yang khusus ke umum
Model
pengelolaan pesan yang bersifat persuasif memiliki tujuan untuk mengubah
persepsi, sikap dan pendapat khalayak. Ada beberapa cara yang dapat digunakan
dalam penyusunan yang memakai teknik persuasi, yang dijabarkan sebagai berikut.
1.
Fear appeal, yakni metode penyusunan atau
penyampaian pesan dengan menimbulkan rasa ketakutan pada khalayak.
2.
Emotional appeal, yakni penyusunan atau penyampaian
pesan dengan berusaha menggugah emosional khalayak.
3.
Reward appeal, yakni penyusunan atau
penyampaian pesan dengan menawarkan
janji-janji pada khalayak.
4.
Motivational appeal, yakni penyusunan atau penyampaian
pesan yang dibuat bukan karena janji-janji, melainkan disusunkan untuk
menumbuhkan internal psikologis khalayak.
5.
Humorious appeal, yakni penyusunan atau penyampaian
pesan yang disertai dengan gaya humor.
Ada
beberapa teori yang berhubungan dengan
model penyusunan pesan. Teori-teori yang berhubungan dengan model
penyusunan pesan ini adalah teori perencanaan dan teori logika penyusunan
pesan.
1.
Teori
Perencanaan
Teori
perencanaan dikemukakan oleh Charles Berger untuk menjelaskan proses yang
dilalui dalam merencanakan perilaku komunikasi untuk mencapai tujuan. Rencana-rencana
tersebut meerupakan gambaran dari langkah-langkah yang akan diambil seseorang
untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, perencanaan adalah proses rencana
tindakan yang harus dikomunikasikan untuk mencapai tujuan.
2.
Teori
Logika Penyusunan Pesan
Teori ini
dikemukakan oleh Barbara O’Keefe dalam tesisnya yang menyatakan bahwa manusia
berfikit dengan cara yang berbeda tentang komunikasi dan pesan serta mereka
menggunakan logika yang berbeda dalam memutuskan apa yang dikatakan kepada
orang lain.
O’Keefe
menggarisbawahi tiga logika penyusunan pesan sebagai berikut;
a.
Logika
Ekspresif
Logika
ekspresif adalah komunikasi untuk mengungkapkan perasaan dan pemikiran sendiri.
Pesan-pesan dalam cara ini bersifat terbuka dan reaktif. Dengan adanya sedikit
perhatian pada lebutuhan atau keinginan orang lain.
b.
Logika
Konvensional
Logika
konvensional memandang komunikasi sebagai sebuah permainan yang dimainkan
dengan peraturan. Logika ini bertujuan untuk menyusun pesan-pesan yang sopan,
tepat, dan didasarkan pada aturan-aturan yang diketahui setiap orang.
c.
Logika
Retoris
Logika
retoris memandang komunikasi sebagai sebuah cara perubahan aturan melalui
negosiasi. Pesan-pesan yang disusun dengan logika ini cenderung luwes,
berwawasan, dan terpusat pada seseorang. Mereka cenderung menerangkan kembali
situasi sehingga tujuan yang beragam tersebut termasuk persuasi dan kesopanan
tergabung dalam sebuah kesatuan yang kuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar